Mengenal Model dan Jenis Atap Rumah Serta Cara Perawatannya
Atap merupakan salah satu elemen yang kehadirannya cukup esensial bagi rumah Anda. Tidak hanya karena beragam jenis atap rumah saja yang bisa meningkatkan estetika, tetapi juga karena komponen-komponen pendukung di dalamnya yang memaksimalkan fungsi dari atap itu sendiri.
Atap terbentuk dari beberapa elemen yang cukup penting.
Pertama, ada kuda-kuda yang merupakan penopang dari rangka atap itu sendiri.
Kedua, ada gording atau balok kayu yang fungsinya sebagai dudukan dan penghubung antara kuda-kuda.
Ketiga, ada kasau untuk membuat tritisan atau atap lebih.
Keempat, terdapat juga reng yang dapat mengaitkan serta menahan penutup pada atap.
Kelima, Anda juga tidak boleh melupakan reng balok yang dapat menjaga dan menahan kuda-kuda agar tetap kokoh.
Keenam, ada lisplang tritisan yang berfungsi sebagai pengikat kasau agar susunannya tidak berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Ketujuh, ada lisplang ujung gevel yang dapat melindungi area gording dan reng dari terpaan sinar matahari dan hujan.
Kedelapan, Anda tidak boleh melupakan pelapis atap untuk mencegah segala bentuk terpaan cuaca dan kotoran masuk ke dalam area rumah.
Kesembilan, ada penutup atap sebagai komponen terluar yang dapat mempercantik sekaligus melindungi rumah Anda.
Fungsi Atap Rumah
Secara garis besar, atap berfungsi sebagai pelindung rumah dari terpaan panas matahari, derasnya hujan, dan kotoran. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi atap terus berkembang, salah satunya menjadi ‘mahkota’ yang dapat mempercantik visual fasad rumah Anda. Nah, jika dilihat lebih detail lagi, apa saja sih fungsi atap untuk rumah Anda?
- Melindungi rumah dari beragam cuaca, baik panas maupun hujan.
- Melindungi rumah dari kotoran dan debu yang dibawa oleh angin.
- Melindungi ruangan, isi, serta orang-orang yang ada di bawahnya.
- Sebagai ‘mahkota’ yang akan mempercantik tampilan fasad rumah.
Cara Merawat Atap Rumah
Dari uraian sebelumnya, kita dapat menyimpulkan kalau atap memiliki peran yang cukup esensial bagi rumah Anda. Maka dari itu, ketika membangun atap, Anda harus benar-benar cermat agar bisa tahan lama dan terhindar dari beberapa risiko yang tidak diinginkan. Namun, tidak hanya saat pembangunan. Anda juga harus melakukan perawatan rutin pada atap, lho. Apa saja yang bisa Anda lakukan untuk merawat atap?
- Bersihkan area talang air dari kotoran-kotoran yang berpotensi menyumbat jalan air. Lakukan secara rutin, karena jika tidak kotoran yang menumpuk tersebut dapat menimbulkan masalah yang cukup serius untuk kelangsungan atap rumah Anda.
- Intensitas hujan seringkali juga membuat area talang air mulai berlumut. Bersihkan lumut-lumut membandel itu secara rutin agar tidak menumpuk dan mengganggu jalan air hujan.
- Bersihkan atap dari sampah-sampah daun dan lainnya secara berkala. Hal ini wajib Anda lakukan agar sampah tidak membusuk dan menyumbat jalan alir air ke bawah.
- Cek kondisi genteng atau penutup atap lainnya secara berkala. Pastikan genteng tetap dalam kondisi baik, tidak bergeser, retak, atau bahkan pecah. Jika menemukan yang kurang sesuai, segera ganti genteng tersebut untuk menghindari risiko kebocoran.
- Terakhir, Anda juga tidak boleh segan untuk menghubungi tenaga profesional yang dapat membantu pengecekan dan juga perawatan rutin. Hal ini dimaksudkan agar atap bisa lebih awet dan tahan lama.
Jenis Atap Rumah
Jika sudah memahami komponen-komponen apa saja yang akan membentuk atap Anda. Kini saatnya memilih jenis dan material yang ingin digunakan untuk atap itu sendiri. Terdapat beberapa jenis atap rumah yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan desain arsitekturnya. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
- Asbes
Jenis atap rumah yang pertama adalah asbes. Jenis ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia karena harganya relatif terjangkau. Asbes berbentuk lembaran tipis bergelombang dengan warna abu-abu yang khas. Walaupun cukup ringan dan mudah dibersihkan, namun sayangnya asbes mudah menyerap panas. Sehingga, aplikasi asbes di rumah akan membuat ruangan terasa panas dan gerah di musim kemarau.
- Genteng Tanah Liat
Selain asbes, genteng tanah liat juga menjadi satu jenis yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Jenis ini memiliki warna terracotta yang khas dengan ketebalan yang baik. Aplikasi genteng tanah liat diyakini mampu menghalau panas masuk sehingga membuat rumah terasa lebih sejuk. Namun sayangnya, risiko kehadiran lumut bisa membayang-bayangi Anda jika tidak melakukan perawatan secara rutin.
- Seng
Jenis selanjutnya adalah seng. Namun, seng lebih sering digunakan pada bangunan-bangunan seperti gudang dan jarang digunakan pada area residensial. Hal ini dikarenakan seng menimbulkan suara yang cukup berisik ketika kejatuhan kerikil atau benda lainnya. Sehingga, akan mengganggu ketenangan anggota keluarga yang tinggal di dalamnya.
- Atap Rumah Kanopi
Jika kehadiran atap melindungi bagian badan rumah, kanopi biasanya hanya melindungi beberapa area seperti carport ataupun patio. Fungsi kanopi terbilang cukup mirip dengan atap, namun bentuknya cenderung lebih flat dan memiliki kemiringan yang tidak terlalu curam.
- Polikarbonat
Masih bermain di area kanopi, polikarbonat merupakan sebuah material yang lazim digunakan sebagai pengganti kaca karena harganya relatif lebih terjangkau. Walaupun begitu, polikarbonat tetap memiliki keunggulan yang tidak kalah dari kaca, yakni tahan cuaca, bening, dan cukup ringan.
- Atap Kaca
Jenis material yang satu ini memang belum terlalu populer untuk digunakan pada keseluruhan atap rumah. Biasanya hanya diaplikasikan pada area kanopi atau skylight untuk menghadirkan sinar alami ke dalam rumah. Jika tertarik untuk mengaplikasikan jenis atap ini, Anda harus benar-benar hati-hati ketika pemasangan untuk menghindari risiko pecah.
- Atap Galvalum
Galvalum merupakan salah satu jenis atap rumah berupa baja ringan. Jenis yang satu ini memiliki beberapa kelebihan, salah satunya membuat tampilan rumah menjadi lebih modern. Selain itu, harganya juga cukup bersahabat di kantong, lho. Namun sayangnya, galvalum memiliki sifat menyerap panas dan kurang bisa meredam cahaya.
- Beton Cor
Jenis atap selanjutnya adalah dak beton atau beton cor. Aplikasi jenis ini lazim dilakukan pada rumah-rumah minimalis dengan model atap rata atau flat roof. Untuk membuat atap tersebut menjadi lebih multifungsi, biasanya beberapa orang menyulapnya menjadi rooftop untuk tempat berkumpul bersama keluarga atau kerabat.
- Spandek atau PVC
Terakhir, ada atap spandek atau PVC yang lazim digunakan pada kanopi di area carport rumah. Atap PVC terbilang cukup tahan lama, serta tahan pada kondisi cuaca apapun. Jadi, tidak heran rasanya jika material ini lazim digunakan sebagai opsi untuk melindungi beberapa area di rumah.
Model Atap Rumah
Setelah mengetahui jenis material atap mana yang ingin digunakan. Kini, saatnya Anda memilih model yang sesuai untuk konsep arsitektur yang akan digunakan. Kira-kira, ada model atap apa saja, ya? Simak ulasannya berikut ini!
Flat Roof (Atap Datar)
Jika dibandingkan dengan yang lainnya, model atap yang satu ini memang terbilang lebih sederhana. Namun secara estetika, atap datar benar-benar memberikan sentuhan minimalis yang kental pada tampilan rumah Anda, lho.
Baca Juga : 25+ Inspirasi Desain Rooftop Rumah Terbaru
Model atap ini sering digunakan pada rumah bertingkat atau rumah dengan plafon yang cukup tinggi. Walaupun bentuknya datar, Anda tidak perlu khawatir akan aliran air ketika hujan turun. Sebab biasanya, atap model ini akan dibuat miring ke sisi tertentu untuk memudahkan air mengalir.
Gable Roof (Atap Segitiga)
Model atap pertama adalah yang paling standar namun banyak digunakan oleh masyarakat secara global, termasuk Indonesia. Gable roof memiliki bentuk seperti segitiga dengan dua sisi miring yang bertemu pada puncak atap, persis seperti bentuk segitiga. Model atap ini tidak pernah sepi peminat tidak hanya karena tampilannya yang sederhana, namun juga bentuknya yang memudahkan air hujan turun relatif lebih cepat. Sehingga, risiko kebocoran pun bisa lebih diminimalisir.
Saltbox Roof
Nama saltbox roof mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, model atap ini lebih populer di daratan Eropa, terutama Inggris, dan masih jarang ditemui pada bangunan-bangunan perumahan di Tanah Air. Sebenarnya, saltbox roof memiliki bentuk yang tidak terlalu berbeda dengan gable roof. Namun pada saltbox, satu sisi dibuat lebih panjang sehingga menghadirkan bentuk yang terkesan tidak simetris. Walaupun begitu, di situlah letak estetikanya. Model atap ini juga memudahkan air lebih cepat turun. Namun karena bentuknya yang sedikit lebih kompleks, Anda harus merogoh kocek lebih ketika ingin mengaplikasikannya di rumah, ya!
Shed Roof (Atap Miring)
Sejak arsitektur minimalis mulai dikenal di Tanah Air, model atap yang satu ini juga turut menjadi primadona. Hal ini dikarenakan atap miring merupakan salah satu model yang serasi ketika dipadukan dengan rumah bergaya minimalis.
Selain itu, aplikasi atap miring juga memiliki satu kelebihan utama. Sama seperti dua atap sebelumnya, berkat kemiringannya yang lebih curam, air hujan akan mengalir lebih cepat sehingga dapat meminimalisir kebocoran pada atap Anda.
Bonnet Roof
Istilah bonnet roof tampaknya juga masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Padahal, model atap ini dapat Anda temui dengan mudah, lho. Jika Anda pernah melihat rumah joglo di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau daerah-daerah di Jawa Tengah lainnya, atap yang digunakan merupakan model bonnet roof.
Model atap ini memiliki bentuk miring dengan bagian bawah yang menjorok keluar. Nah, karena bentuknya tersebut, jadi Anda tidak perlu khawatir kalau air tampias hujan akan masuk ke dalam rumah.
Curved Roof (Atap Lengkung)
Model atap selanjutnya yang bisa Anda aplikasikan di rumah adalah curved roof atau atap lengkung. Model yang satu ini memang terbilang tak biasa dan masih jarang diaplikasikan pada kawasan residensial.
Namun jika di desain dengan tepat, atap lengkung dapat menghadirkan keunikan tersendiri bagi rumah Anda. Ya, keberadaannya bisa menjadi focal point pada fasad yang membuat mata siapapun langsung tertuju pada rumah Anda.
Dome Roof (Atap Kubah)
Kalau model atap yang satu ini, kayaknya lebih cocok diaplikasikan pada rumah-rumah mewah yang menginginkan tampilan fasad megah. Terinspirasi dari bangunan-bangunan di zaman Yunani dan Romawi Kuno, dome roof memiliki bentuk setengah bola untuk menampilkan karakteristik tersendiri pada sebuah rumah.
Baca Juga : 5 Inspirasi Model Atap Rumah Minimalis yang Bisa Anda Tiru!
Umumnya, model atap ini sering digunakan pada bangunan-bangunan keagamaan seperti masjid ataupun gereja. Namun kini, banyak juga rumah bergaya klasik yang turut mengaplikasikannya. Untuk membuat tampilan atap kubah lebih mewah, Anda bisa membuat detail-detail ukiran rumit dengan sentuhan warna gold pada beberapa sisinya.
Combination Roof
Model terakhir, ada combination roof atau atap kombinasi yang menggabungkan dua model atap dalam satu bangunan yang sama. Misalnya, Anda bisa memadukan model shed roof dengan flat roof untuk menghadirkan tampilan yang tidak biasa.
Nah, pada area flat roof tersebut dapat disulap menjadi tempat berkumpul yang menyenangkan. Walaupun atap kombinasi dapat menghasilkan visual yang anti-mainstream, namun ada baiknya model atap ini digunakan pada rumah yang memiliki lebih dari satu tingkat.
Tanpa disadari, atap memiliki peran yang cukup penting untuk rumah Anda. Jadi, apakah Anda memiliki rencana untuk memperbaiki atau mengubah tampilannya agar semakin menarik?
Ingin menghadirkan atap yang cocok untuk rumah Anda? Lifetime Design hadir sebagai solusi layanan arsitek rumah dengan pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang desain arsitektur, Lifetime Design akan membuat rumah impian Anda menjadi kenyataan. Yuk konsultasi sekarang bersama Lifetime Design! Klik di sini, ya!